الأحد، 23 ديسمبر 2012

JURNAL


PERILAKU PENYESUAIAN SOSIAL DAN KEBIASAAN BELAJAR DAN HUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMUN KENDARI





 







Asrawati Karimuddin
12010103023




JURUSAN TARBIYAH/PAI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SULTAN QAIMUDDIN
KENDARI
2012



KATA PENGANTAR
 


Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya kepadapenulis sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Perilaku Penyesuaian Sosial Dan Kebiasaan Belajar Dan Hubungan Dengan Prestasi Belajar Siswa Di SMUN Kendari “ ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW. Harapan penulis segoga makalah ini memberikan masukan kepada siapapun yang membacanya terutama bagi penulis sendiri.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, baik peulisan maupun mkandungan materinya. Untuk itu penulis mengharap kesediaan pembaca untuk memberikan kritikan dan masukan demi penyempurnaan makalah ini.
Akhirnya penulis mengucapkan terimah kasih banyak kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan dan sumbangsih, semoga makalah ini dapat terselesaikan.
Kendari,          Desember 2012
Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................             i
DAFTAR ISI...............................................................................................              ii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang ..................................................................................             1
B.     Rumusan Masalah ............................................................................              1
C.     Tujuan dan Manfaat penulisan ........................................................               1
BAB II PEMBAHASAN
A.  Perilaku penyesuaian sosial ..........................................................                  3
B.  Kebiasaan belajar ..........................................................................                 5
C.  Prestasi belajar..................................................................................               5
D.  Hubungan perilaku penyesuaian sosial dan kebiasaan belajar
 dengan prestasi belajar....................................................................               6
BAB III PENUTUP
A.    Kelebihan dan kelemahan  ..............................................................               7
B.     Kesalahan penulisan  ..........................................................................            8
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Manusia memiliki keunikan. Keunikan ini, tampak dalam eksistensinya sebagai mahluk individual dan sekaligus mahluk social. Oleh karena itu, eksistensi manusia yang unik tersebut, tampak pada dimensi individualitas dan dimensi sosialitas yang hanya dapat dibedakan  namun tidak dapat dipisahkan. Kedua dimensi tersebut dapat berpengaruh terhadap relasi yang dapat dibangun oleh manusia, baik relasi yang bersifat intrapribadi (intrapersonal) maupun interaksi yang bersifat antarpribadi (interpersonal). Untuk membangun relasi tersebut, kemampuan manusia dalam filsafat eksistensi disebut sebagai relasi eksistensial. Relasi eksistensial yaitu relasi yang dibangun oleh manusia dalam kaitannya dengan dirinya sendiri, sesamanya, dan alam semesta maupun dengan Sang Pencipta.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang jurnal tersebut, penulis merumuskan permasalahan yaitu bagaimanakah perilaku penyesuaian social dan kebiasaan belajar dan hubungannya dengan prestasi belajar siswa di SMU Kendari ?
C.    Tujuan dan Manfaat Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka jurnal ini bertujuan untuk mengetahui :
1.      Perilaku penyesuaian sosial
2.      Kebiasaan belajar
3.      Prestasi belajar
4.      Hubungan perilaku penyesuaian sosial dan kebiasaan belajar dengan prestasi belajar.
Pada dasarnya manfaat dari penulisannya ini bertujuan untuk memberikan motivasi, seperti :
1.      Mengembangkan prestasi belajar siswa
2.      Sebagai bahan informasi yang menyangkut perilaku penyesuaian sosial, kebiasaan belajar, dan prestasi belajar.
























BAB II
PEMBAHASAN
A.    Perilaku Penyesuaian Sosial
1.      Hakikat penyesuaian sosial
Secara konsepsional, penyesuaian sosial tidak memiliki perbedaan yang mendasar dengan konsep penyesuaian pada umumnya. Perbedaannya hanya terletak pada obyek yang menjadi titik tekan. Aspek penyesuaian sosial merupakan bagian dari penyesuaian diri selain aspek penyesuaian pribadi sedangkan Schneider, membagi penyesuaian diri pada empat bagian yaitu, mencangkup aspek penyesuaian pribadi, penyesuaian sosial, penyusaian perkawinan dan penyesuaian jabatan.
Elliot dan Gresam, mengemukakan bahwa penyesuaian social bagi anak-anak dan pemuda didalamnya adalah  :
a.       Dapat diterima oleh kelompok sebaya,
b.      Memiliki konsep diri yang baik, dan
c.       Memiliki penyesuaian psikologis yang baik.
Seseorang yang tergolong pemalu mengalami ketidak mampuan, seseorang sebenarnya tidak mengalami kesulitan, tetapi secara sadar menghindari hubungan dengan orang lain, karena sebab atau factor-faktor tertentu.
2.      Karateristik perilaku penyesuaian sosial
Pandangan Levis mengemukakan bahwa perilaku penyesuaian sosial siswa, terjadi sebagai hasil dari interaksinya dengan orang lain, yaitu hubungan anak dengan orang dewasa dan sebayanya serta dengan situasi kelompok sosialnya. Perilaku penyesuaian sosial yang dikehendaki disekolah ditandai dengan ; bekerja dengan penuh kepuasan.
Karakteristik dan perilaku penyesuaian social yang dikehendaki itu adalah minat yang besar dalam bekerja dan bermain, bekerjasama dan menaruh  minat terhadap orang lain.
3.      Dampak kesulitan penyampaian sosial
Kinerja perilaku yang buruk ini dampak mengganggu konsep diri, tidak yakin pada dirinya dan mengira orang-orang disekitarnya peka terhadap kritik, responsive terhadap pujian dan  pessimis. Dengan konsep diri yang rendah dan tingkat kecemasan yang tinggi, individu yang sulit bergaul mengalami hambatan dalam memulai percakapan, menjalani dan melakukan percakapan dengan menyenangkan dan mengakhiri percakapan dan kesulitan ini dapat terjadi dalam berbagai situasi.
Michelson mengungkapkan kesulitan yang pada umumnya dialami oleh individu yang mengalami kesulitan membina hubungan sosial, diantaranya adalah dalam mengemukakan dan menerima pujian, mengemukakan dan menerima keluhan, menolak permintaan yang tidak beralasan, menegaskan hak-hak individu, meminta tolong, menyarankan suatu  perubahan tingkah laku, menyelesaikan masalah dengan kreatif, membina hubungan dengan orang yang berlainan jenis kelamin, membina hubungan dengan orang yang berbeda status.
4.      Penyesuaian sosial di Sekolah dan kaitannya dengan kebahagiaan anak.
Kebahagiaan itu dapat dirasakan seseorang apabila terjadi kepuasan batin dalam dirinya karena terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan dalam dirinya.
Kemampuan menyesuaikan diri secara sosial sekurang-kurangnya mempunyai lima manfaat besar. Kelima manfaat yang dapat diperoleh tersebut adalah: 1) anak dapat memperoleh kelompok belajar dan bermain yang sesuai, 2) anak akan dapat menjalin hubungan persahabatan dengan baik, 3) anak akan mendapatkan kelompok sosial yang dapatmemecahkan kesulitan-kesulitan tertentu, 4) ana akan terhindar dari tekanan-tekanan psikologis yang merugikan perkembangan dirinya, 5) anak akan dapat belajar lebih bersemangat, sehingga ia aka dapat mencapai prestasi belajar yang optimal.


B.     Kebiasaan Belajar  
Kegiatan belajar dapat dilakukan atau terjadi diberbagai tempat, waktu dan situasi. Dengan demikian belajar tidak terbatas pada kegiatan-kegiatan yang telah dirancang hanya disekolah saja, melainkan juga dilakukan di dalam situasi di luar sekolah.
Sejak seorang siswa memasuki dunia pendidikan, maka siswa tersebut akan selalu terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang telah dirancang oleh sekolah dimana siswa tersebut berada.
Kebiasaan belajar yang baik akan cenderung untuk dipertahankan dan terus diupayakan untuk ditingkatkan sedangkan  kebiasaan belajar yang buruk cenderung untuk dihindari atau diperbaiki agar tidak menjadi suatu kebiasaan yang akan mengganggu prestasi belajar.
C.    Prestasi Belajar
1.      Pengertian belajar dan prestasi belajar
Kata belajar oleh Hilgard yang disadur oleh Ahmadi didefinisikan bahwa seseorang yang belajar, kelakuaannya akan berubah dari pada sebelumnya. Skinner mendefinisikan belajar sebagaimana yang dikutip oleh Barlow adalah suatu proses adaptasi (penyesuaian tingkah laku) yang berlangsung secara progresif. Sedangkan Wittig mendefinisikan belajar sebagai perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam atau keseluruhan tingkah laku organisme sebagai hasil pengalaman.
Sebagai hasil perubahan subjek didik, prestasi belajar ditengarai dengan evaluasi belajar, dalam konteks ini, evaluasi belajar adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai keberhasilan belajar seseorang, setelah mengalami proses belajar selama satu periode tertentu.
Evaluasi (penilaian) hasil belajar adalah pengukuran dan penilaian terhadap kemampuan warga belajar berdasarkan atas materi pelajaran yang sedang dan telah dipelajari.
2.      Factor-faktor yang mempengaruhi belajar, dan prestasi belajar
Berbagai faktor yang dapat mempengaruhi belajar, sehingga perlu diperhatikan sejumlah faktor esensial bagi terjadinya proses belajar yang efektif. Diantaranya, (1) kematangan mental, (2) intensitas bimbingan guru kearah tercapainya tujuan pengajaran, (3) transfer belajar, (4) latihan-latihan dan persepsi siswa terhadap hasil belajarnya, (5) motivasi yang dapat membangkitkan, mengarahkan, dan mempertahankan serta menentukan intensitas masalah belajar, dan (6) kondisi emosional yang memungkinkan siswa bebas dari rasa cemas dalam menghadapi tugas-tugas belajarnya.
D.    Hubungan Perilaku Penyesuaian Sosial dan Kebiasaan Belajar dengan Prestasi Belajar
1.      Hubungan perilaku penyesuaian sosial dengan prestasi belajar
Di lingkungan budaya Amerika, para orang tua dan guru sangat menaruh perhatian terhadap aspek penyesuaian diri di lingkungan sosial yang dilakukan anak. Bagi masyarakat Amerika, popular atau tidaknya seorang anak  begitu penting.
Meskipun budaya Amerika berbeda dengan budaya di Indonesia, pada hal-hal tertentu terdapat persamaan pandangan. Bahkan dalam hal peningkatan usaha-usaha pendidikan, bangsa Indonesia masih lebih banyak meniru dan mengadopsi strategi yang dipergunakan di Amerika.
2.      Hubungan kebiasaan belajar dengan prestasi belajar
Pada dasarnya kebiasaan belajar seseorang bukanlah bakat yang dibawah sejak kecil tetapi merupakan sesuatu yang diperoleh melalui usaha dan pelatihan-pelatihan yang dilakukan oleh seseorang dari waktu ke waktu sehingga menjadi sesuatu menetap dan terus menerus dapat dikembangkan lagi sampai pada puncak kebiasaan belajar yang dapat mendukung prestasi belajar seseorang.

BAB III
PENUTUP
A.    Kelebihan
Sebagian besar siswa di SMU kota Kendari mempunyai perilaku penyesuaian sosial dan kebiasaan belajar yang bervariasi.
B.     Kelemahan
Secara deskritif menunjukan bahwa indikator perilaku penyesuaian sosial siswa berada pada kategori sedang (36,2 %), dan kebiasaan siswa juga berada pada kategori sedang (40 %), sedangkan prestasi belajar siswa berada pada kategori rendah  (45,7%). Hasil ini menunjukan bahwa antara perilaku penyesuaian sosial dan kebiasaan belajar siswa tidak mempunyai hubungan dengan prestasi belajar siswa.










KESALAHAN PENULISAN
1. kesalahan huruf
Denganm seharusnya dengan
2, kesalahan kata
Penulisan kata denganm seharusnya dengan
Ketidak-puasan seharusnya disambungan ketidakpuasan
Menilik
3. kesalahan penulisan kalimat
Seperti dimaklumi, bahwa kegiatan utama anak di sekolah adalah belajar, aktivitas belajar akan berlangsung dengan apabila didukung oleh beberapa factor.
Kata seperti dimaklumi dihilangkan saja.
Kata meskipun dalam kalimat meskipun budaya amerika berbeda dengan budaya di Indonesia, pada hal-hal terdapat persamaan pandangan. Seharusnya jangan diletakkan awal paragraph.







DAFTAR PUSTAKA
Calhoun, J.F & Accocella, 1995. Psikologi Tentang Penyesuaian dan Hubungan Kemanusiaan. Ed. Ketiga. Penerjemah, R.S. Satmoko. Semarang: IKIP Semarang Press.
Buber, M. 1969. I And Thou, New York: McGraw Hill Book Company.
Hartoko, D, 1989. Memanusiakan Manusia Muda. Yogyakarta: Kanisius.
Hurlock. 1999. Perkembangan Anak. New York: McGraw-Hill
Prayitno. 1995. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok (Dasar dan Profil). Jakarta : Ghalia Indonesia

ليست هناك تعليقات:

إرسال تعليق