PERILAKU
PENYESUAIAN SOSIAL DAN KEBIASAAN BELAJAR DAN HUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR
SISWA DI SMUN KENDARI
Asrawati
Karimuddin
12010103023
JURUSAN TARBIYAH/PAI
SEKOLAH TINGGI
AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SULTAN QAIMUDDIN
KENDARI
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayahnya kepadapenulis sehingga dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Perilaku Penyesuaian Sosial Dan Kebiasaan Belajar Dan Hubungan Dengan
Prestasi Belajar Siswa Di SMUN Kendari “ ini dengan baik.
Shalawat
serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW.
Harapan penulis segoga makalah ini memberikan masukan kepada siapapun yang
membacanya terutama bagi penulis sendiri.
Penulis
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan,
baik peulisan maupun mkandungan materinya. Untuk itu penulis mengharap
kesediaan pembaca untuk memberikan kritikan dan masukan demi penyempurnaan
makalah ini.
Akhirnya
penulis mengucapkan terimah kasih banyak kepada semua pihak yang telah
memberikan dukungan dan sumbangsih, semoga makalah ini dapat terselesaikan.
Kendari, Desember 2012
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
.................................................................................. 1
B.
Rumusan Masalah
............................................................................ 1
C. Tujuan
dan Manfaat penulisan ........................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Perilaku
penyesuaian sosial .......................................................... 3
B. Kebiasaan
belajar .......................................................................... 5
C. Prestasi
belajar.................................................................................. 5
D. Hubungan
perilaku penyesuaian sosial dan kebiasaan belajar
dengan prestasi belajar.................................................................... 6
BAB III PENUTUP
A. Kelebihan
dan kelemahan .............................................................. 7
B. Kesalahan
penulisan
.......................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Manusia memiliki keunikan. Keunikan ini, tampak dalam eksistensinya
sebagai mahluk individual dan sekaligus mahluk social. Oleh karena itu,
eksistensi manusia yang unik tersebut, tampak pada dimensi individualitas dan
dimensi sosialitas yang hanya dapat dibedakan
namun tidak dapat dipisahkan. Kedua dimensi tersebut dapat berpengaruh
terhadap relasi yang dapat dibangun oleh manusia, baik relasi yang bersifat
intrapribadi (intrapersonal) maupun interaksi yang bersifat antarpribadi
(interpersonal). Untuk membangun relasi tersebut, kemampuan manusia
dalam filsafat eksistensi disebut sebagai relasi eksistensial. Relasi
eksistensial yaitu relasi yang dibangun oleh manusia dalam kaitannya dengan
dirinya sendiri, sesamanya, dan alam semesta maupun dengan Sang Pencipta.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang jurnal tersebut, penulis merumuskan
permasalahan yaitu bagaimanakah perilaku penyesuaian social dan kebiasaan
belajar dan hubungannya dengan prestasi belajar siswa di SMU Kendari ?
C.
Tujuan dan Manfaat Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka jurnal ini bertujuan untuk
mengetahui :
1.
Perilaku
penyesuaian sosial
2.
Kebiasaan
belajar
3.
Prestasi
belajar
4.
Hubungan
perilaku penyesuaian sosial dan kebiasaan belajar dengan prestasi belajar.
Pada dasarnya manfaat dari penulisannya ini bertujuan untuk
memberikan motivasi, seperti :
1.
Mengembangkan
prestasi belajar siswa
2.
Sebagai
bahan informasi yang menyangkut perilaku penyesuaian sosial, kebiasaan belajar,
dan prestasi belajar.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Perilaku Penyesuaian Sosial
1.
Hakikat penyesuaian sosial
Secara konsepsional, penyesuaian sosial tidak memiliki perbedaan
yang mendasar dengan konsep penyesuaian pada umumnya. Perbedaannya hanya
terletak pada obyek yang menjadi titik tekan. Aspek penyesuaian sosial
merupakan bagian dari penyesuaian diri selain aspek penyesuaian pribadi
sedangkan Schneider, membagi penyesuaian diri pada empat bagian yaitu,
mencangkup aspek penyesuaian pribadi, penyesuaian sosial, penyusaian perkawinan
dan penyesuaian jabatan.
Elliot dan Gresam, mengemukakan bahwa penyesuaian social bagi
anak-anak dan pemuda didalamnya adalah :
a.
Dapat
diterima oleh kelompok sebaya,
b.
Memiliki
konsep diri yang baik, dan
c.
Memiliki
penyesuaian psikologis yang baik.
Seseorang yang tergolong pemalu mengalami ketidak mampuan,
seseorang sebenarnya tidak mengalami kesulitan, tetapi secara sadar menghindari
hubungan dengan orang lain, karena sebab atau factor-faktor tertentu.
2.
Karateristik perilaku penyesuaian sosial
Pandangan Levis mengemukakan bahwa perilaku penyesuaian sosial
siswa, terjadi sebagai hasil dari interaksinya dengan orang lain, yaitu
hubungan anak dengan orang dewasa dan sebayanya serta dengan situasi kelompok
sosialnya. Perilaku penyesuaian sosial yang dikehendaki disekolah ditandai
dengan ; bekerja dengan penuh kepuasan.
Karakteristik dan perilaku penyesuaian social yang dikehendaki itu
adalah minat yang besar dalam bekerja dan bermain, bekerjasama dan menaruh minat terhadap orang lain.
3.
Dampak kesulitan penyampaian sosial
Kinerja perilaku yang buruk ini dampak mengganggu konsep diri,
tidak yakin pada dirinya dan mengira orang-orang disekitarnya peka terhadap
kritik, responsive terhadap pujian dan
pessimis. Dengan konsep diri yang rendah dan tingkat kecemasan yang
tinggi, individu yang sulit bergaul mengalami hambatan dalam memulai
percakapan, menjalani dan melakukan percakapan dengan menyenangkan dan
mengakhiri percakapan dan kesulitan ini dapat terjadi dalam berbagai situasi.
Michelson mengungkapkan kesulitan yang pada umumnya dialami oleh
individu yang mengalami kesulitan membina hubungan sosial, diantaranya adalah
dalam mengemukakan dan menerima pujian, mengemukakan dan menerima keluhan,
menolak permintaan yang tidak beralasan, menegaskan hak-hak individu, meminta
tolong, menyarankan suatu perubahan
tingkah laku, menyelesaikan masalah dengan kreatif, membina hubungan dengan
orang yang berlainan jenis kelamin, membina hubungan dengan orang yang berbeda
status.
4.
Penyesuaian sosial di Sekolah dan kaitannya dengan kebahagiaan
anak.
Kebahagiaan itu dapat dirasakan seseorang apabila terjadi kepuasan
batin dalam dirinya karena terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan dalam dirinya.
Kemampuan menyesuaikan diri secara sosial sekurang-kurangnya
mempunyai lima manfaat besar. Kelima manfaat yang dapat diperoleh tersebut
adalah: 1) anak dapat memperoleh kelompok belajar dan bermain yang sesuai, 2)
anak akan dapat menjalin hubungan persahabatan dengan baik, 3) anak akan
mendapatkan kelompok sosial yang dapatmemecahkan kesulitan-kesulitan tertentu,
4) ana akan terhindar dari tekanan-tekanan psikologis yang merugikan
perkembangan dirinya, 5) anak akan dapat belajar lebih bersemangat, sehingga ia
aka dapat mencapai prestasi belajar yang optimal.
B.
Kebiasaan Belajar
Kegiatan belajar dapat dilakukan atau terjadi diberbagai tempat,
waktu dan situasi. Dengan demikian belajar tidak terbatas pada
kegiatan-kegiatan yang telah dirancang hanya disekolah saja, melainkan juga
dilakukan di dalam situasi di luar sekolah.
Sejak seorang siswa memasuki dunia pendidikan, maka siswa tersebut
akan selalu terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang telah dirancang oleh sekolah
dimana siswa tersebut berada.
Kebiasaan belajar yang baik akan cenderung untuk dipertahankan dan
terus diupayakan untuk ditingkatkan sedangkan
kebiasaan belajar yang buruk cenderung untuk dihindari atau diperbaiki
agar tidak menjadi suatu kebiasaan yang akan mengganggu prestasi belajar.
C.
Prestasi Belajar
1.
Pengertian belajar dan prestasi belajar
Kata belajar oleh Hilgard yang disadur oleh Ahmadi didefinisikan
bahwa seseorang yang belajar, kelakuaannya akan berubah dari pada sebelumnya.
Skinner mendefinisikan belajar sebagaimana yang dikutip oleh Barlow adalah
suatu proses adaptasi (penyesuaian tingkah laku) yang berlangsung secara
progresif. Sedangkan Wittig mendefinisikan belajar sebagai perubahan yang relatif
menetap yang terjadi dalam segala macam atau keseluruhan tingkah laku organisme
sebagai hasil pengalaman.
Sebagai hasil perubahan subjek didik, prestasi belajar ditengarai
dengan evaluasi belajar, dalam konteks ini, evaluasi belajar adalah suatu
tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai keberhasilan belajar
seseorang, setelah mengalami proses belajar selama satu periode tertentu.
Evaluasi (penilaian) hasil belajar adalah pengukuran dan penilaian
terhadap kemampuan warga belajar berdasarkan atas materi pelajaran yang sedang
dan telah dipelajari.
2.
Factor-faktor yang mempengaruhi belajar, dan prestasi belajar
Berbagai faktor yang dapat mempengaruhi belajar, sehingga perlu
diperhatikan sejumlah faktor esensial bagi terjadinya proses belajar yang efektif.
Diantaranya, (1) kematangan mental, (2) intensitas bimbingan guru kearah
tercapainya tujuan pengajaran, (3) transfer belajar, (4) latihan-latihan dan
persepsi siswa terhadap hasil belajarnya, (5) motivasi yang dapat
membangkitkan, mengarahkan, dan mempertahankan serta menentukan intensitas
masalah belajar, dan (6) kondisi emosional yang memungkinkan siswa bebas dari
rasa cemas dalam menghadapi tugas-tugas belajarnya.
D.
Hubungan Perilaku Penyesuaian Sosial dan Kebiasaan Belajar dengan
Prestasi Belajar
1.
Hubungan perilaku penyesuaian sosial dengan prestasi belajar
Di lingkungan budaya Amerika, para orang tua dan guru sangat
menaruh perhatian terhadap aspek penyesuaian diri di lingkungan sosial yang
dilakukan anak. Bagi masyarakat Amerika, popular atau tidaknya seorang anak begitu penting.
Meskipun budaya Amerika berbeda dengan budaya di Indonesia, pada
hal-hal tertentu terdapat persamaan pandangan. Bahkan dalam hal peningkatan
usaha-usaha pendidikan, bangsa Indonesia masih lebih banyak meniru dan
mengadopsi strategi yang dipergunakan di Amerika.
2.
Hubungan kebiasaan belajar dengan prestasi belajar
Pada dasarnya kebiasaan belajar seseorang bukanlah bakat yang
dibawah sejak kecil tetapi merupakan sesuatu yang diperoleh melalui usaha dan
pelatihan-pelatihan yang dilakukan oleh seseorang dari waktu ke waktu sehingga
menjadi sesuatu menetap dan terus menerus dapat dikembangkan lagi sampai pada
puncak kebiasaan belajar yang dapat mendukung prestasi belajar seseorang.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kelebihan
Sebagian besar siswa di SMU kota Kendari mempunyai perilaku
penyesuaian sosial dan kebiasaan belajar yang bervariasi.
B.
Kelemahan
Secara deskritif menunjukan bahwa indikator perilaku penyesuaian
sosial siswa berada pada kategori sedang (36,2 %), dan kebiasaan siswa juga
berada pada kategori sedang (40 %), sedangkan prestasi belajar siswa berada
pada kategori rendah (45,7%). Hasil ini
menunjukan bahwa antara perilaku penyesuaian sosial dan kebiasaan belajar siswa
tidak mempunyai hubungan dengan prestasi belajar siswa.
KESALAHAN PENULISAN
1. kesalahan huruf
Denganm seharusnya dengan
2, kesalahan kata
Penulisan kata denganm seharusnya dengan
Ketidak-puasan seharusnya disambungan ketidakpuasan
Menilik
3. kesalahan penulisan kalimat
Seperti dimaklumi, bahwa kegiatan utama anak di sekolah adalah
belajar, aktivitas belajar akan berlangsung dengan apabila didukung oleh
beberapa factor.
Kata seperti dimaklumi dihilangkan saja.
Kata meskipun dalam kalimat meskipun budaya amerika berbeda dengan
budaya di Indonesia, pada hal-hal terdapat persamaan pandangan. Seharusnya
jangan diletakkan awal paragraph.
DAFTAR
PUSTAKA
Calhoun, J.F & Accocella, 1995. Psikologi Tentang
Penyesuaian dan Hubungan Kemanusiaan. Ed. Ketiga. Penerjemah, R.S. Satmoko.
Semarang: IKIP Semarang Press.
Buber, M. 1969. I And Thou, New York: McGraw Hill Book
Company.
Hartoko, D, 1989. Memanusiakan Manusia Muda. Yogyakarta:
Kanisius.
Hurlock. 1999. Perkembangan Anak. New York: McGraw-Hill
Prayitno. 1995. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok (Dasar
dan Profil). Jakarta : Ghalia Indonesia